Indonesia, negara yang
subur dan penuh dengan ragam budaya dan keindahannya mampu memberikan pandangan
tersendiri di mata internasional. Sejarah mencatat bahwa Indonesia merupakan
negara yang strategis sehingga menjadi jalur perdagangan internasional. Indonesia
dengan kekayaan sumber daya alamnya memiliki daya tarik tersendiri di mata dunia.
Hingga akhirnya Indonesia dijajah oleh Portugis karena kekayaan sumber daya
alamnya. Sumber daya alam yang melimpah membuat bangsa asing ingin menguasai
Indonesia. Belanda yang kemudian menjajah kejam Indonesia selama 350 tahun juga
tak henti menguras tenaga dan sumber daya alam Indonesia. Terakhir adalah
bangsa Jepang, meski hanya menjajah selama 3,5 tahun, Jepang menyiksa bangsa
Indonesia tak kalah kejam dengan penjajahan Belanda yang berlangsung selama 3,5
abad.
Tanah
air kita, bangsa Indonesia telah merdeka sejak 68 tahun yang lalu. Indonesia
sudah resmi berdiri sendiri sejak 17 Agustus 1945, namun apakah Indonesia sudah
benar-benar merdeka? Apakah rakyat Indonesia sudah merasakan apa yang dinamakan
merdeka? Apakah dengan menyandang status negara merdeka, kata ‘merdeka’ masih
dapat dirasakan di seluruh penjuru Indonesia tanpa terkecuali? Indonesia memang
sudah merdeka, tapi rakyatnya masih ada yang belum merasa bahwa mereka merdeka.
Kesejahteraan masih menjadi pertanyaan di tanah air kita ini. Kesehatan bagi
orang miskin seolah menjadi sesuatu
yang tabu. Orang miskiin tidak boleh sakit
karena nantinya tidak akan ada yang merawat mereka. Di pelosok daerah masih ada
yang kesulitan mendapatkan air karena mata air yang di prioritaskan pada
villa-villa yang penghuninya hanya berkunjung setahun sekali. Jalan yang dibuat
dengan kualitas aspal yang buruk membuat jalan berlubang dan dapat membahayakan
masyarakat. Macet yang dari dulu tidak terselesaikan. Untuk inikah Indonesia di
merdekakan?
Ingatkah
anda pada perjuangan reformasi pada era orde baru di mana orang-orang
memperjuangkan hak rakyat untuk meraih kebebasan demokrasi? Mahasiswa salah
satu di antara sekian banyak orang yang memperjuangkannya. Pada saat itu,
bangsa Indonesia sepenuhnya berharap pada mahasiswa untuk terlahirnya era
reformasi. Di jalan raya mahasiswa menyuarakan suara mereka supaya didengar
oleh pemegang tertinggi bangsa Indonesoa, Soeharto. Pada tanggal 21 Mei 1998.
Sujud syukur bangsa Indonesia atas lahirnya era reformasi tumpah ruah di
jalan-jalan. Sejak saat itu, mahasiswa menjadi harapan besar bagi bangsa ini.
Akan tetapi, sekarang keadaaan sudah berbeda. Mahasiswa berbondong-bondong ke
luar negeri untuk menimba ilmu dan bekerja di sana. Pendapatan dan kehidupan
yang lebih layak di jadikan alasan untuk hidup di negeri asing. Padahal, dari
mereka lahir hingga mereka dapat menimba ilmu di luar negeri, mereka
menggunakan tanah Indonesia, air Indonesia, segala yang berasal dari Indonesia.
Kenapa menikmati kekayaan Indonesia, tetapi mengabdikan dirinya pada negara
asing yang tidak diketahuinya?
Mahasiswa.
Mahasiswa adalah generasi masa depan Indonesia, generasi yang akan merubah
Indonesia. Mahasiswa adalah ujung tombak harapan Indonesia dengan 38 provinsi.
Pundak mahasiswa bukan pundak kosong tanpa beban. Mahasiswa membawa misi untuk
menjadikan Indonesia yang lebih baik. Hidup di tanahnya, menggunakan kekayaan
sumber dayanya. Kenapa tidak ada terimakasih pada negeri ini? Berterimakasihlah
dengan membuat negera ini menjadi negara yang sejahtera. Ilmu yang sudah
dipelajari sudah sepatutnya di jalankan di tanah air ini, bukan di tanah orang
lain. Ingin memiliki negara yang sejahtera? Ubahlah negara ini menjadi sejahtera.
Mahasiswa, sudah harus berpikir ke depan tentang bangsa ini.